Senin, 18 April 2011

dilema di ujung senja


Dilema diujung senja
Aku tak tahu apa yang sebenarnya aku tangisi,,ketika aku mendengar lagu itu terasa aku seperti tersudut pada sebuah penyesalan.aku seakan terpuruk dalam keterasingan sepi.
Entah apa yang aku sesali,ketika rindu menghampiri direlung hatiku,ingin sekali aku memanggilmu untuk mendekapku,dan mengatakan ‘’aku selalu mencintaimu’’….
Tangis pilu menyayat menghimpit relung jiwaku,aku tak tahu siapa yang aku tangisi..nama yang telah terpatri dalam hati tak lagi bergema..bahkan enggan untuk membisikan sebuah kerinduan..hilang sudah..
Aku tak sanggup bila terbersit kenangan indah,yang bergelayut tak henti membuatku menangis..
Rangkaian kata yang selalu membekas bila benci dan rindu saling menyapaku.sungguh aku tak ingin menangis….tapi aku tak sanggup.
Cinta,,,sungguh kata itu telah meredam kebencianku..
Di sela rintik hujan,mengalun nada pilu menikam perasaanku,menyisakan air mata dalam balutan senja.
Tanpa ada maaf,kamu meninggalkan aku,,tanpa ada untaian makna,kamu pergi dariku,,sungguh aku tlah kehilanganmu.andai aku dapat menggapai asa itu,,mungkin langkahku tak kan terhempas dalam dilemma.dilema yang terus menyiksaku.hanya untaian doa dalam harapku,kamu akan bernaung dalam rindu..kamu akan meniti kasih dalam cintaku ..I love u forever…(oktavia)

Rabu, 13 April 2011

ibu..maafkan anakmu..

oleh Renungan Kisah Inspiratif Muslimah pada 26 September 2010 jam 22:39
 Ibunda…adalah Anugrah terindah milik kita..dari Rahimnyalah Lahir Pejuang2 Islam,mujtahid2 Islam..Ibu kita Mungkin tidak seperti Ibunda dari Abdullah Bin Zubair, Bukan Ibunda Dari Imam Syafi’I dll…..Mungkin kita terlahir dari seorang Ibu yang Biasa..tapi bagaimanapun beliau Tetaplah Anugrah yang sangat Indah Milik kita..Dengan segala ketulusannya kita bisa menjadi seperti saat ini..Sungguh jasanya tak mungkin terbalaskan oleh kita..

Ibunda..beliau tak pernah meminta balas jasa dari kita..Sungguh jasanya tak mungin bisa kita sebutkan satu persatu…Ibunda…pernahkah kita menangis saat kita mengingat beliau..Menagiskah kita saat bibir melantunkan Doa untuknya…Ingatkah kita kepada beliau saat mata terbuka dari lelap tidur..Ingatkah kita kepada beliau saat kesuksesan menyapa kita..Apakah kita memeluk dan mencium tangan beliau saat kesuksesan itu datang..Ingatkah kita tangan yang kasar karena kerja keras beliau untuk membesarkan kita..Seringkah kita mencium tangan yang kasar itu..Apakah mata ini sering di basahi oleh air mata,Karena mengenang kesabaran beliau saat mengandung kita..Apakah air mata kita pernah menetes saat kita mengenang perjuangan beliauDi saat melahirkan kita..Perjuangan hidup dan mati demi rasa cintanya kepada kita..Demi menginginkan buah hatinya agar dapat melihat keinindahan dunia..Apakah kita ingat beliau di dalam keseharian kita..

Ibu..maafkan anakmu yang jarang mengingatmu..Terkadang anakmu begitu egois yg hanya mengingat saat engkau memarahi saja..Bahkan anakmu tak pernah mengucapkan terimakasih..Terima kasih kepada engkau karena telah melahirkan,mengasuh kami dsb..Ibu..maafkan anakmu yang belum bisa memberi kebahagian..Ibu..maafkan anakmu..maafkan..Sungguh jangan pernah hilangkan ingatan kita untuk ibu..

Ya Rabb..sayangi ibu hamba dengan segala kebaikan menurutMU..Sayangi beliau sebagaiman sayang beliau terhadap hamba..YA Rabb…dari sisa umur yang hamba miliki..Izinkan hamba membahagiakan Beliau..Rabb..Limpahkan kasih sayangMU kepada beliau..Amiin Allahumma amin.

saat kau menyukai seseorang.....

~..~ SAAT KAU MENYUKAI SESEORANG ~..~

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 13 April 2011 jam 0:19
Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan kebahagiaanmu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku menemanimu & bercerita?”
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,?Bolehkah aku memelukmu??
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya?

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata ?Sudahlah, jangan menangis.?
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, ?Mari kita selesaikan masalah ini bersama - sama.?

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, ?Ia sangat cantik dan menawan.?
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, ?Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..?

Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, ?Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan.?

Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus?

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

kru smp 5.....kenalan yuuk................

ada yang bilang,kalau guru SMP 5 tua-tua...
usia boleh tua bro,,,tapi penampilan jangan ikutan tua ya bu....

Tiga Bulan Tidak Mampu memandang wajah suami...


Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami
Perkawinan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.


my son....